Langsung ke konten utama

Shopping...

Sejak menikah sepertinya saya kurang menikmati yang rasanya ngemall atau sekedar cuci mata seperti yang sering saya lakuin ketika singgle, kalau dulu masih bisa berjalan santai sendiri masuk keluar toko-toko di mall, lirik kanan kiri cari inspirasi model atau apalah.

Saat ini sudah punya dua anak lelaki diumur yang suka lari sana-sini, susah rasanya untuk berjalan santai dan pilih ini itu dengan waktu lama, ah yang ada anaku sudah lari kemana :D

Jadi, kalau saya berbelanja, entah itu bulanan atau mingguan kita biasanya berbarengan sepaket sama papah dan dua anak, dan satu hal yang lebih penting yaitu saya tidak boleh berlama-lama.

Sebelum pergi berbelanja saya harus menulis atau mengingat apa saja yang akan dibeli, meski suka ada aja yang kelebihan dari data list, tapi syukurnya kebutuhan sudah banyak terpenuhi, dan saya pun bukan orang yang terlalu lapar mata, segala ingin ini itu, tepatnya sih saya tahu diri ketika uang dialokasikan untuk hari esok, ya berusaha untuk tidak memakainya berlebihan, kalau sedikit-sedikit ya pernah lah...:D
Sebenarnya dalam ilmu finansial ga boleh yah begitu, soalnya bisa menyebabkan kebocoran sana-sini, dan memang saya masih harus banyak belajar tentang mengurus uang, terutama emak-emak harus pinter dalam hal ini, karena emak-emak adalah lakon utama dalam keluarga dalam hal belanja.

#iip kaltimra
#rumbel
#odos

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesi...

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany...