Sejak kecil saya selalu melihat pemandangan bapak memberikan apa saja kepada orang yang membutuhkan ataupun tidak.
Apa yang bapak miliki selalu berusaha diberikannya, dikala kelapangan atau sempit, begitu juga almarhumah mamah, semua mengenalinya sebagai seorang yang murah hati dan selalu berbagi, maka wajar saja semua merasa kehilangan karena ketulusan hati mamah.
Pernah suatu hari saya melihat ada seorang tamu datang jauh-jauh entah dari mana, bapak pun hampir lupa dengan orang tersebut, ternyata kedatangan orang tersebut untuk mengembalikan uang yang pernah ia pinjamnya dari bapak, orang tersebut menceritakan bahwa dulu entah beberapa puluh tahun yang lalu pernah meminjam kepada bapak, saat itu orang tersebut sudah dalam keadaan lapang, dan bapak dalan keadaan sempit, keluarga kami terjadi kemunduran ekonomi setelah meninggalnya mamah, sebetulnya bapak pun sudah lupa dengan uang pinjaman itu, dan sempat menolak untuk tidak dikembalikan, tetapi orang itu mengembalikan lagi agar diterima, bapak pun menerimanya dengan lapang, karena sifat berbagi bapak yang sudah mendarah daging, bapak berikan kembali lah sebagian dengan alasan untuk anaknya kalau tidak salah.
Jadi teringat janji Allah, jika kita menolong orang disaat lapang Allah akan membantu kita disaat sempit, benar-benar terjadi.
Itu baru satu dari cerita berbagi bapak dan masih banyak lagi, dan Alhamdulillah sifat ini yang selalu kami contoh dari bapak, keadaan apapun kita berusaha memberi, besar atau kecil pemberian tidak masalah yang penting ketulusan hati kita.
Mengikuti sifat Allah al-wahab yang selalu memberi tanpa mengharap balas apapun dari hambanya, meski takkan mampu menyerupai dalam memberi, tetapi kita harus bisa memberi dengan segala kemampuan kita, meski itu hanya sebuah senyuman.
#kaltimra
#rumbel iip
#odos
Komentar
Posting Komentar