Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

kasihan atau kasihan.....

hari ini hisyam main dengan temannya yang sudah lama pulang ke kampungnya, mungkin kangen sudah lama tidak main bersama, hari ini gibran nama teman mainnya hisyam kembali lagi bermain bersama, saat ini gibran membawa mainnya sendiri, ya psp... bagi hisyam itu adalah permainan yang baru dilihatnya, dia melongo melihat gibran memainkan pspnya dengan lihai, suami saya yang kebenaran kerja online dari rumah pada hari itu karena jalan menuju kantor terkena banjir sebatas dada dan mengharuskan pulang kembali kerumah, tidak mangkir sih...tapi masih kerja dirumah.. suami saya bilang...mah, lihat tuh si hisyam, iya benar..dia melongo sekali seakan tidak pernah bermain game, padahal hp dan komputer selalu dia gunakan untuk maen mobil sampai kadang kita berebutan untuk menulis blog hehehhe.... soalnya cuma satu :) seperti kasihan melihat hisyam melongo melihat temannya asyik bermain, ingin sih saya memberikannya, tapi saya tidak ingin kecanduan dengan permainan-permainan yang tidak ada habisnya,

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, in

Kangen mesir (1)

                                            kampus Al-azhar putri kairo mesir tampak dari depan Foto ini membuatku kangen segala tentangnya, ini foto kampusku di Al-azhar putri dicairo mesir, segala perasaan selamaku berada disana sungguh bercampur aduk, egypt i’m in love, pokonya ku kangen mesirku, lima tahun tinggal dinegeri para nabi ini sungguh membekaskan banyak kenangan, duh bahasanya....:) kepergianku kesana semua berawal dari mimpi tahun 1999 silam, aku masih sekolah di pondok pesantren aku mendambakan agar aku bisa melanjutkan kuliah di Al-azhar cairo mesir, impian itu muncul ketika salah seorang pengajar datang ke pondok setelah lulus belajar dari cairo sana, dan ia mendapat kesempatan untuk mengabdi dipondokku karena ia adalah seorang alumni pondok pesantren, karena cerita-cerita dan motivasinya lah aku mulai bermimpi untuk kuliah disana, ketika itu aku masih kelas 4 setara dengan 1 sma jika sekolah diluaran, selama waktu belajar aku selalu membayangkan keadaan ku

o.....h Waktu!!!!

Hari-hari ini aku selalu dibingungkan dengan tumpukan baju yang harus disetrika, setelah dari jemuran bajuku langsung dimasukan kedalam tas, berharap nanti bisa langsung kusetrika, tetapi waktu yang dua puluh empat jam seakan tidak cukup bagiku, haduuuh... kurang pintar mengatur waktu nih,   sejak bangun tidur jam tiga pagi aku langsung merendam cucian yang akan kucuci setengah atau sejam nanti, lalu aku menyempatkan berdoa dalam tahajudku, dan setelahnya aku memulai kembali pekerjaan-pekerjaan domestik, dari memasak nasi, mencuci piring, dan akhirnya mencuci rendaman tadi. Setelah subuh lanjut memasak dan tet jam enam harus siap semua dan makan bersama suami karena ia harus pergi kerja, untungnya kedua anakku selalu tidur nyenyak pada jam-jam kerjaku tadi meski kadang anak keduaku yang masih berumur bulanan kadang terbangun minta asi, selesai sarapan, mulai lagi dengan memandikan kedua anakku, menyuapi, hingga beres-beres rumah dan memasak untuk siang dan malam nanti.     Ban

goresan hati

Ketika semua teman menanyakan kesibukanku selain menjadi ibu rumah tangga, dan menyayangkan keberadaan ilmu dan ijazah s1 ku yang ditempuh jauh hingga ke benua afrika sana, aku tertegun berfikir dan hatiku bergumam, sebenarnya aku ingin sekali seperti mereka meski telah menyandang status ibu tetapi mereka masih bisa mengejar karir mereka, mereka titipkan anak-anak mereka pada ibu-ibu mereka,   dan mereka bisa bebas melakukan aktivitas diluar, sedangkan aku selalu berada dirumah dengan anak-anak, menghabiskan waktu untuk bermain dan belajar bersama mereka tanpa ada gaji yang dibayar tiap bulannya, sedih memang. Tetapi itu perasaanku dulu aku telah mengubur pemikiran dan perasaanku itu, meski kekurangan datang dan pergi menghampiriku, aku harus bersabar bukankah Allah maha kaya dan mencukupkan hambanya. Tidak salah suamiku melarangku melakukan kegiatan diluar rumah dan harus menitipkan anak-anak seperti sebagian teman yang bertugas diluar, suamiku menginginkan anak-anakku dididi

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany