Langsung ke konten utama

Komunikasi produktif (latepost)

Ceritanya tadi pagi zaky mau mengembalikan gelas plastik milik temannya, dan sebelumnya saya habis  menjemput zaky dirumah temannya tersebut, ga jauh sih hanya menyebrangi lapangan.
Karena dia punya niat lain sepertinya, alias belum kenyang mainnya, maka dia izin untuk kembalikan gelas plastik milik haqi temannya itu, dan saya sampaikan… ‘zaky langsung pulang yah setelah kembalikan gelas…., “iya mah…, jawab zaky….. 
Okeh, saya kembali dengan tumpukan lipatan baju, kurang lebih lima belas menit ga kunjung tiba :D hahahha, lama banget ya zaky...ga balik2, apa main dulu ya..atau kemana nih, tetap saya tunggu hingga akhirnya saya galau juga nungguin zaky, ngepas lagi mbah uti nya telpon dan nanya mana zaky :), untungnya kaka ada dirumah dan jadinya kaka yang ngobrol, kemudian saya panggil zaky ke rumah haqi temannya tadi, dan betul dia lagi mainan bareng haqi dan teman lainnya, menghela nafas sejenak…, kemudian saya panggil…, zaky...ayo pulang… sambil melambaikan tangan, alhamdulillah respon baik, dia senyum dan langsung pulang, tapi gumam saya, gemana ini kasih taunya yah…., :D…, ‘zaky...mamah senang tadi zaky dipanggil langsung datang, tapi mamah tidak senang zaky tidak langsung pulang setelah kembalikan gelas….’ saya masih belajar menyusun kalimat yang tepat dalam berkomprod, untuk memuji dan mengkritik. Robbi zidni ‘ilman yaa rabb

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, in

NICE HOMEWORK #8

*MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS* Bunda, setelah di materi NHW#8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb : a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)  1. Mengajar anak-anak dirumah b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini : 1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE) saya harus selalu bersemangat untuk belajar, mencari inspirasi pembelajaran untuk anak2, mempersiapkannya sebelum belajar dimulai. Saya harus menanam segala hal yang baik dan positif karena saya akan menuainya kelak. 2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ?(DO) - segala persiapan pembelajaran esok hari harus sudah siap sebelum tidur. - mencatat target dan evaluasi setiap pembelajaran. -

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama