Langsung ke konten utama

_NICE HOMEWORK #4

Bismillahirohmanirohim,

Hidangan setiap nice homework di kelas matrikulasi iip memiliki tantangan demi tantangan setiap minggunya, kita dituntut terus untuk menjadi pribadi pembelajar.

 nhw kali ini, saya dibawa kembali melihat nhw sebelumnya, dan saya dibuatnya merenung kembali, sudah benarkah ilmu itu yang akan kita perdalami, woow ... Menakjubkan, kita diajak untuk benar-benar profesional dalam bidang dan minat bakat yang kita miliki.
Belum lagi melihat nhw#2, indikator-indikator yang sudah dibuat masih ada yang silang, dan terasa belum sesuai atau kurang menjurus kalau perasaan saya mah, maka di nhw#4 kita di tata kembali dengan serinci-rincinya untuk menuju seorang yang profesional.

InsyaAllah saya akan jawab dengan mengikuti pertanyaan dibawah.

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH*

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar? InsyaAllah :)

Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

 InsyaAllah tetap sama di jurusan yang saya pilih, tapi ada satu ilmu yang terlupa dan ingin saya perdalami sebagai bekal dalam kehidupan ini, saya suka berjualan sejak saya sekolah menengah hingga saat ini, tapi pengelolaannya masih acak-acakan, jadi selain ilmu manajemen keuangan keluarga, saya ingin belajar manajemen usaha plus keuangannya untuk ibu-ibu rumahan seperti saya.

b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Kurang lebih dua minggu menceklist indikator, tapi masih ada yang silang, masih meraba sebelah mana kesalahannya, apa perlu di longgarkan, atau chore yang kurang bersinambungan dengan indikator saya, masih cek ricek, jadi di indikator minggu ketiga ini, ada yang akan saya rubah sedikit dan lebih saya perjelas, biar lebih nyambung dengan jurusan ilmu yang ingin saya pelajari.


c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

" saya selalu berbinar jika melihat seorang perempuan non arab, berbicara lancar dan fasih dengan bahasa arab, dan kadang saya membayangkan ingin seperti itu, langkah yang sudah saya ambil adalah dengan mengajar bahasa arab, jadi saya ingin membumikan bahasa Al-quran, selain itu saya suka berbinar ketika mempelajari bisnis hijab dan busana muslim secara online, saya sudah mencoba menjalankannya beberapa tahun tapi masih belum konsisten, jadi masih seperti sampingan.

Misi hidup saya adalah: menjadi seorang ibu yang profesional dan mampu membumikan bahasa Al-quran, juga mandiri finansial dengan berbisnis dari rumah.
Bidang: bahasa arab dan bisnis online
Peran: pengajar dan mompreuner

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Ilmu Ibu Profesional : Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Shaleha.

2. Ilmu Bahasa Arab : Bahasa Arab, Nahwu, sharf, dialog native.

3. Ilmu Mompreneurship : marketing online, ilmu produksi, dll


e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Ini sering menjadi bahan renungan saya, terkadang saya pun menyesal, kenapa baru terfikir setelah punya anak saya baru ingin konsentrasi di bidang saya, kenapa nggak dari dulu, tapi penyesalan tidak ada gunanya yah, malah waktu terus berjalan dan umur terus berkurang, jadi dari sekarang saya akan menetapkan KM 0 saya pada tahun 2018, dan akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang di bidang Bahasa arab dan bisnis online.

Saya akan mendedikasikan 4 jam saya (2jam siang-2jam malam), atau 28 jam per pekan untuk mendalami ilmu bahasa arab dan bisnis online dan mempraktekannya. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 8 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang saya tetapkan adalah sebagai berikut:
KM 0 – KM 1 ( tahun 2018-2020) : 
siang: Mengulang pelajaran bahasa Arab, nahwu dasar, dan sharf dan percakapan2.
Malam: marketing online dan produksi.

KM 1 – KM 2 (tahun 2020-2022):
Siang: mempelajari pelajaran2 pendukung dan membuat rekaman video pengajaran bahasa arab.
Malam: mempelajari pengiriman uang dan barang dari dan ke luar negeri.

KM 2 – KM 3 (tahun 2022-2024) : 
 mencanangkan pendirian lembaga Al-quran dan bahasa arab
KM 3 – KM 4 ( tahun 2024-2026) :
menggalakan pembelajaran Alquran dan bahasa arab dan berjualan dari rumah.

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

InsyaAllah setelah milestone ini tertulis, semua indikator dan checklist akan ditentukan waktu-waktunya lebih jelas agar rapih dan tertata.

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Bismillah...ya Allah mampukanlah hamba-Mu ini agar menjadi hamba yang bermanfaat.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, in

NICE HOMEWORK #8

*MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS* Bunda, setelah di materi NHW#8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb : a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)  1. Mengajar anak-anak dirumah b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini : 1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE) saya harus selalu bersemangat untuk belajar, mencari inspirasi pembelajaran untuk anak2, mempersiapkannya sebelum belajar dimulai. Saya harus menanam segala hal yang baik dan positif karena saya akan menuainya kelak. 2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ?(DO) - segala persiapan pembelajaran esok hari harus sudah siap sebelum tidur. - mencatat target dan evaluasi setiap pembelajaran. -

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama