Langsung ke konten utama

Sabar

Ini tulisan yang kedua pada tema sabar kali ini, gara-gara tidak klik save tulisan yang hampir selesai hilang semua karena hanya tidak melakukan satu hal, tergesa-gesa karena tidak sabar ingin segera mengumpulkan tugas ini, malah berakhir lelah dan berujung malas untuk mengulangi lagi.
Ini salah satu contoh dari ketidak sabaran, tidak sabar karena ingin segera terpenuhi, padahal jika saya bersabar sedikit saja, dan ada dalam kesadaran sepertinya tidak akan terjadi hal-hal kecil seperti itu.
Benar sekali kata pepatah yang mengatakan " الصبر يعين على كل عمل"
Kesabaran itu menolong segala perbuatan.
Apapun itu bentuk perbuatannya, contoh ketika memasak, dibutuhkan kesabaran yang besar untuk mendapatkan hasil masakan yang enak.
Beragam bentuk kesabaran dalam hidup ini harus kita lakukan, sabar dalam ketaatan, sabar tidak mengikuti nafsu, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar lainnya, dan sabar harus kita latih setiap hari, karena hakikat sabar adalah menahan.
pernahkan ketika kita punya uang agak banyak, rasa-rasa ingin kita beli ini dan itu, disitu pun kita diajarkan untuk bersabar, sabar untuk tidak menghamburkan uang.
Marilah kita sama-sama melatih otot sabar kita, karena dengan sabar cinta sang khalik akan lebih dekat dengan kita, dalam Al-Quran Allah berfirman:
{واصبروا إن الله مع الصابرين} [الأنفال: 46].
#day9
#rumbel menulis
#iip kaltimra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany...

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesi...