Langsung ke konten utama

Kota ku....

Nasib masih menjadi kontraktor, pindah-pindah tempat menjadi langganan buat saya dan keluarga kecil kami, setelah menikah 8tahun yang lalu, saya diboyong suami ke kampungnya di ngawi jawa timur, dan sebelum kuliah saya sudah menghabiskan 6 tahun setengah didaerah itu untuk menimba ilmu di pesantren.

Beberapa bulan setelah menikah di ngawi terasa hambar karena kegiatan seperti monoton, dan kebetulan ada yang membutuhkan tenaga kami di bandung, saya dan suami langsung ke bandung, perjalanan tidak semulus yang kita bayangkan dan membuat kita harus kembali ke ngawi, karena kebetulan saya harus mengurus bayi pertama yang baru lahir, tahun pertama anak mulai tumbuh besar, kita pun kembali lagi ke bandung, serasa terus dipanggil dan dilambaikan tangan oleh penghuni kota itu dan seluruh keadaannya yang selalu membuat saya kangen, lahir dikota kembang yang penuh keramahan, dan dikelilingi keluarga, saudara yang selalu peduli membuat saya selalu dibuat kangen oleh mereka, belum lagi tempat-tempat-tempatnya yang selalu membuka memori masa kecil saya, dan satu hal yang tak mungkin dilupakan siapapun dari kota tercintanya yaitu makanannya, kalau kata orang, sagala aya di bandung mah, harga-harga nya yang relatif murah dan rasanya yang enak dan unik, jarang banget saya dapetin rasa kw nya mirip seperti yang di bandung ketika berada dikota lain.
Dua tahun keluarga kami pernah dapat kesempatan untuk mengajar di rokan hulu riau, dua tahun itu pula saya merindu para penduduk bandung, apalagi makanannya, melihat foto yang bertebaran di fb saja kadang harus menelan ludah hahaha, dan saat menulis ini saya serta keluarga terpaksa harus berada di ngawi dahulu, karena kita masih memiliki impian yang sedang diperjuangkan, dan keadaan kami disini pun begitu selalu merindu bandung, jadi saya bagaikan santri yang jauh dari orangtuanya, masih sering dapat paket makanan khas bandung, lucu sih..tapi bandung memang ngangenin.. :D
#odos
#day5
#kaltimra iip
#rumbel menulis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany...

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesi...