Langsung ke konten utama

review NHW pertama*

Dibawah ini murni dari materi matrikulasi untuk dokumentasi saya pribadi, agar mudah untuk mengulang-ulang, jika ada yang berkenan membaca, silahkan :)

KELAS MATRIKULASI BATCH #5 INSTITUT IBU PROFESIONAL

🌹🌹🌹

*REVIEW NICE HOMEWORK #1*

_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi IIP Batch #5?
Tidak terasa sudah 1 pekan kita bersama dalam forum belajar ini. Terima kasih untuk seluruh peserta yang sudah “berjibaku” dengan berbagai cara agar dapat memenuhi “Nice Homework” kita. Mulai dari yang bingung mau ditulis dimana, belum tahu caranya posting sampai dengan hebohnya dikejar deadline:). Insya Allah kehebohan di tahap awal ini, akan membuat kita semua banyak belajar hal baru, dan terus semangat sampai akhir program.

Di NHW#1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan ini. Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang sama saat menapaki kuliah di universitas kehidupan, tapi mengaharapkan hasil yang berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY”

*_INSANITY : DOING THE SAME THINGS OVER AND OVER AGAIN,AND EXPECTING DIFFERENT RESULT_*
– _Albert Einstein_

Setelah kami cermati , ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih mencari-cari, karena menganggap semua ilmu itu penting.

Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin dipelajari, dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”. Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO ini biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu ”NOMOFOBIA”, rasa takut berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita.

Matrikulasi IIP batch#5 ini akan mengajak para bunda untuk kembali sehat menanggapi sebuah informasi online. Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan pembahasan review, setelah itu segera kerjakan NHW anda, posting dan selesai, cepatlah beralih ke kegiatan offline lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan online dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam terbang kita.

Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini :



*MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK*

Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini?

*JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI*

Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di kehidupan ini.

Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut.

Sejatinya,

*SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU*

Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik.

Tetapi di Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita.

*MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA*


 Tanya Jawab REVIEW NICE HOMEWORK #1
MATRIKULASI IIP BATCH 5
29 Januari 2018

Pertanyaan
1. Mbak  ada 2 pertanyaan yg saya ajukan,
a)pertama saya pribadi sering merasa semua ilmu penting dan bukan lupa mempreriotaskan akan tetapi kurang begitu tahu cara memprioritaskan tentang bagaimana pilihan2 ilmu tersebut yg mana didahulukan dan mana tdk prioritas mohon pencerahannya
b). Betul banget ketika tdk fokus maka yg muncul kegalauan, ini juga terjadi pada diri saya ketika kita membaca buku belum selesai sudah ganti buku lain dan akhirnya ilmu yg kita dpt sepotong-potong serta ketika kita menimba ilmu ada hambatan yg agak berat terus tidak dilanjutkan.Pertanyaan saya bagaimana cara agar kita fokus dan istikhomah dgn ilmu yg kita pelajari walaupun hambatan menghadang ?
Terimakasih byk. Waslm
Haryani -Tarakan

 Jawaban
1.
A. Buat skala prioritas. Tentukan apa yg penting dan urgent untuk kita pelajari saat ini. Misalnya, anak kita usia di bawah 1 th. Maka ilmu yg perlu kita pelajari adalah bagaimana stimulasi untuk anak usia tersebut. Pilih 1 metode yg kita yakini cocok dengan kondisi anak dan keluarga kita. Beri target tertentu pada diri kita. Tak perlu terlalu tinggi tapi jangan juga terlalu rendah. Jika berhasil jangan lupa beri apresiasi pada diri sendiri. Mungkin sebatang coklat favorit cukup menyenangkan.
Jika gagal, evaluasi.
#Di materi berikutnya kita akan belajar membuat skala prioritas.

1.B. Berani berkata, "menarik tapi tidak tertarik". 😁
Buat target. Misalnya, baca buku A targetnya sampai bab 5. Jika belum sampai bab 5 maka tidak boleh membaca buku lainnya.

Pertanyaan
 2. Salahkah jika qt ingin mempelajari banyak ilmu terkait profesi sebgai IRT misalnya ingin mempelajari ilmu agama, parenting, pengelolaan keuangan dan wirausaha secara bersamaan ?
terimakasih
feni - balikpapan

 Jawaban
 2. Tidak salah. Tapi lebih baik pelajari satu per satu, one bite at a time, agar bisa fokus. Pelajari sampai paham 1 materi lalu masuk ke materi yg lain.
Coba bayangkan bagaimana jika kita mengunyah sekaligus sepiring makanan sekali makan dibanding dengan mengunyah sesendok demi sesendok makanan.
Bandingkan mana yg lebih mudah dan punya kemungkinan besar tertelan semua makanannya ?

Pertanyaan
3. FOMO, sepertinya menjadi salah satu motivasi bagi orang-orang untuk mengikuti update perkembangan terkini, baik film, gosip, pengetahuan umum atau lainnya.
a). Bukankah kita perlu untuk mengetahui update kondisi di sekitar kita?
b). Apakah FOMO ini bisa dikategorikan sebagai "anti kudet" ? ☝ bismillah ijin mengajukan pertanyaan.
Maya- Balikpapan

 Jawaban
 3. A. Benarkah perlu dan penting untuk diri dan keluarga kita ?
Apakah update informasi tersebut membawa perubahan positif bagi diri kita yg nantinya perubahan itu menjadikan manfaat bagi diri kita, keluarga maupun lingkungan ?

 Pertanyaan
4. Ijin bertanya
a).  Terkait dengan NHW yang dibuat kemarin, bagaimana cara kita FOKUS untuk menekuni jurusan yang kita pilih kemarin?
b). Bagaimana manajemen waktu dan pengelolaan diri agar mampu melakukan strategi yang sudah direncanakan?
c).  apakah perlu membuat reward dan punishment terhadap diri sendiri untuk pencapaian dari pelaksanaan strategi yang telah dibuat?

Astri - Sangatta
 Jawaban
4. A. Jawaban sama dengan 1.A
B. Ini akan dibahas dalam materi selanjutnya. Jadi bersabar yaa.
C. Perlukah menghukum diri ?
Apakah dengan mengetahui konsekuensi dari suatu hal tidak cukup untuk memacu diri ? 😉
Salam Ibu Profesional,


/Septi Peni Wulandani/

Sumber Bacaan :
_Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015_
_Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #5, 2018_
_Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #5, 2018_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany...

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesi...