Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2
Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #5?
Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?
APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna;
1. perempuan yang telah melahirkan seseorang;
2. sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;
3. panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
4. bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari;
5. yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna;
1. bersangkutan dengan profesi;
2. memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.
VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.
BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?
BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga
BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan
Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
PERTANYAAN DAN JAWABAN SESI II
"MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAN KELUARGA"
A. Mba Meliani @meliani❤alvaro❤almayra
1) Mengenai imajinasi yang sangat tinggi.
Bagaimana batasan imajinasi untuk anak2 kita agar bisa tetap realistis walaupun menghayal? Karena saya masih suka bingung dengan imajinasi anak2 yang tinggi dan tidak ada di dunia nyata. Misalnya tentang peliharaan naga dll.
Hallo Mba Meliani
Anank-anak memang sering memberikan kita "kejutan" dengan daya imanjinasinya. Misalnya tentang cerita Naga terbang, T-Rex dan lain-lain yang kadang membuat kita gemes dan pusing mendengarnya Namun beruntunglah jika anak-anak kita memiliki daya imajinasi yang tinggi seperti ini. Jangan dihentikan karena imajinasi merupakan bagian dari tugas perkembangannya lalu saat anak memasuki usia sekolah, imajinasi mereka berada pada tahap intensitas paling kuat. Sehingga mereka memiliki daya menghafal, memorisasi yang paling kuat dan menjadi pemikir kreatif.
Kita tidak bisa memaksakan anak-anak memakai "kacamata" orang dewasa anak-anak akan stres dan terbebani diluar kemampuannya. Jadi biarkan anak-anak berimajinasi.
2) Mengenai art discovery.
Bagaimana cara ibu untuk menggalinya? Mohon penjelasannya.
Setiap anak memiliki art discovery dengan cara banyak bertanya tentang banyak hal yang dia temukan. Tugas kita adalah menjadikan rasa penasaraan mereka menegtahui sesuatu "terpuaskan" dalam arti kita mencoba membantunya mencari jawaban atas kegelisahan mereka.

Dalam Piramida anak,
Fitrah pertama adalah intelektual curiosity, yaitu rasa ingin tau yang luar biasa, kemudian kedua adalah creative imagination selanjutnya art of discovery. Orang tua memfasilitasi proses pertama dan kedua akan memicu anak menemukan cara unik bagi dirinya yaitu art of discovery.
Terakhir kuatkan dengan noble attitude
B. Ummu Nailah
Apakah working mom bisa menjadi ibu profesional? Krn separuh hari anak di titip ke pengasuh 😢 Saya pernah mendapat tulisan tentang qualitytime 1821. Apakah ini sudah ideal? Krn waktu saya bertemu anak memang hanya sore - malam. Subuh sudah sibuk didapur sampe kami beraktivitas masing masing.
Hallo Ummu Nailah
Insya Allah BISA mba!
Meski kita WM tetap bisa menjadi Ibu profesional caranya dengan bersungguh-sungguh belajar.
Seperti kata Pak Dodik kepada Bu Septi:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto
Iya mba 1821 sudah pilihan tepat! Walau kita bekerja anak dititipkan ke asisten, kontrol kendali pendidikan anak tetaplah pada orang tua. Menjadi guru untuk anak tidak berarti harus 24/7 selalu bersama anak, bisa juga dengan memberikan dan memperhatikan fasilitas2 yang diperlukan sebagai sarana belajar anak.
C. Mba Ratri Novita Sari
1) Apa indikasi seorang anak bisa dikatakan bahagia?
Anak-anak mengalami pertumbuhan yang sangat baik, sehat, tidak stres juga memiliki kepercayaan dan keberanian yang tinggi.
2)Bagaimana cara menghilangkan pengaruh didikan orng tua di masa lalu terhadap cara mendidik anak-anak kita saat ini karena terkadang masih saja terpengaruh dan menerapkannya padahal tau kalau itu salah?
Tuliskan atau petakan didikan masalalu apa yang buruk lalu berlatih dan memohon petunjukNya agar bisa memperbaikinya.
Karena itu di IIP kita diajarkan Adab Menuntut Ilmu pertama kali. Adab terhadap diri sendiri yaitu mensucikan hati (tazkiyatun nafs). Belajar dengan niat lillahi ta'ala tanpa ada dendam masa lalu, seperti niat agar anak2 tidak menjadi aku waktu kecil dulu. Jika mengingat masa lalu dan terkait pengasuhan orangtua kita merasa perih di hati maka kita belum *selesai dengan diri sendiri*
Buat para bunda yang beragama Islam, ada panduan di Alqur’an sebenarnya untuk “berdamai dengan masa lalu”yg disebut tazkiyatunnafs sbb:
Tazkiyatunnafs adalah bahasa alQuran untuk mentherapy secara alamiah dan fitriyah apa apa yang menyebabkan kita berperilaku buruk. Tiada cara yang baik dan mengakar kecuali memperbaiki jiwa sebelum memperbaiki fikiran dan amal.
Belum pernah ada surat di dalam alQuran dimana Allah bersumpah begitu banyak, sampai 11 kali, kecuali untuk pensucian jiwa “sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya” (surat asSyams).
Warisan pengasuhan masa lalu dalam dunia psikolog sering disebut Inner Child, kadang sehebat apapun ilmu parenting atau psikologi yang kita pahami, tetap saja di tataran praktis yang kita pakai adalah apa yang pernah kita alami ketika kecil. Misalnya, kita tahu membentak dan menjewer itu buruk, namun ketika kekesalan memuncak maka hilang semua pemahaman, yang ada lagi lagi membentak dan menjewer.
Ada terapinya untuk ini, namun sebaiknya kita menggunakan jalur alamiah dan syar’i yaitu Tazkiyatunnafs, atau pensucian jiwa. Ini perlu waktu, perlu momen, perlu keberanian utk keluar dari zona nyaman dan instan.
AlQuran juga mengingatkan bahwa sebelum ta’lim maka penting untuk tazkiyah lebih dulu. Dalam prakteknya paralel saja, karena begitu kita berniat sungguh2 mendidk anak sesuai fitrahnya maka sesungguhnya kita sedang tanpa sadar mengembalikan fitrah kita atau sedang tazkiyatunnafs
Dalam buku tarbiyah Ruhiyah, pensucian jiwa itu bisa dilakukan dengan 5 M
1. Mu’ahadah -mengingat ingat kembali perjanjian kita kepada Allah. Baik syahadah, maksud penciptaan, misi pernikahan, doa doa ketika ingin dikaruniai anak, menyadari potensi2 fitrah dstnya
2. Muroqobah – mendekat kepada Allah agar diberikan qoulan sadida, yaitu ucapan dan tutur yang indah berkesan mendalam, idea dan gagasan yang bernas dalam mendidik, sikap dan tindakan yang pantas diteladani. Allahlah pada hakekatnya Murobby anak anak kita, karena Allahlah yang memahami fitrah anak anak kita. Maka kedekatan dengan Allah adalah agar hikmah hikmah mendidik langsung diberikan Allah untuk anak anak kita melalui diri kita.
3. Muhasabah – mengevaluasi terus menerus agar semakin sempurna dan sejalan dengan fitrah dan kitabullah, bukan obsesi nafsu dan orientasi materialisme
4. Mu’aqobah – menghukum diri jika tidak konsisten dengan hukuman yang membuat semakin bersemangat dan semakin konsisten untuk tidak melalaikan amanah
5. Mujahadah – sungguh sungguh menempuh jalan sukses (fitrah) dengan konsisten, membuat perencanaan dan ukuran2 nya
(Hasil Diskusi dengan Ustadz Harry Santosa dan Ustadz Aad seputar “tazkiyatunnafs")
Mengingat masa lalu bukan berarti tidak ikhlas mba. Tetapi jika ketika mengingat atau menceritakan masa lalu ternyata kita masih merasa tersayat berarti kita belum selesai dengan masa lalu itu
Belum selesai dengan masa lalu bukan berarti tidak pantas melanjutkan hidup utk menikah atau berumahtangga. Tetapi alangkah baiknya jika kita berumahtangga dan mengasuh anak dalam kondisi hati yg bersih, bebas dari luka. Karena luka masa lalu itu akan mempengaruhi proses kita menjalin hubungan dengan pasangan dan proses mengasuh anak-anak.
Jadi siklus atau tidak, pilihan dan keputusan ada ditangan kita. Karena kita sebagai individu sadar bahwa Allah-lah yang maha membolak-balikan hati, *mintalah padaNya*, minta petunjukNya, perbanyak istighfar, agar rantai atau siklus itu terputus.
Berdamai dengan masa lalu berarti kita sudah memaafkan semua hal atau orang yang menyakiti kita di masa lalu, jika masih ada rasa sakit atau sesak berarti belum sepenuhnya. Solusinya terapi diri dulu tazkiyatun nafs seperti penjelasan di atas.
*Selesaikan dengan diri sendiri* akan lebih baik sejak dini sehingga tidak berdampak pada anak yg cenderung mencontoh. Jika kita baru sadar skrg ya mulai saat inilah terapi diri, tazkiyatun nafs, perbanyak istigfar dan banyak2 minta maaf ke anak 😊
Dampaknya ke anak? Sama halnya seperti dampaknya pada kita dahulu, bukankah kita lebih berpengalaman menjadi 'anak' daripada menjadi orangtua 😊
Berdamai dengan diri sendiri adalah dengan belajar menerima. Ikhlas, bahwa hal itu telah terjadi dan memberikan hasil (meski hasil itu tidak kita sukai).
Kemudian belajar untuk melakukan perubahan atas hasil yang tidak kita sukai itu. Ini hanya bisa dilakukan setelah teman2 'menerima hasil itu.'
Bilamana teman2 masih mengalami kesulitan, ada baiknya menghubungi profesional untuk mendapatkan bantuan (agar tidak berlarut2 dalam diri dan bisa berdampak pada ananda dan keluarga).
D. Mbak Ekanurdiana
Bagaimana caranya untuk memastikan anak senang, bahagia bersama ibu nya?
E. Mba Astri Dewi
1) Terkait materi, dijelaskan apa yang akan dipelajari nanti dalam bunda sayang-shaleha, yg ana tanyakan kita akan belajar selama 9 pekan itu sudah masuk ke bunda sayang-shaleha kah?
Dalam sepekan ini kita akan mengenal dan belajar apa itu Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Salehah namun setelah kita lulus di kelas matrikulasi ini, bertahap kita akan belajar dan dilatihkan sampai jadi kebiasaan.
di kelas Bunda Sayang, untuk 1 materi di latihkan selama 1 bulan. Total 12 materi untuk
12 bulan. Setelah lulus baru masuk ke tahap Bunda Cekatan dan kelas selanjutnya.
2) Terkait NHW #2 pada file pdf, apakah ada contoh konkritnya bagaimana cara membuat lembar tersebut. bagaimana cara mengevaluasinya?
apakah nanti setelah kita membuat, akan dibahas persatu mengenai bagaimana cara mewujudkannya? atau kita mandiri mencari strategi dan evaluasinya juga mandiri.
Bisa diluruskan lagi tentang pertanyaannya secara jelas ya mba.
F. Mba Lulu Utria Melina
Bagaimana cara selaras dan bersinergi dg suami yg sama sama belum profesional dg kita? Apalagi tidak ada wadah khusus spt IIP utk para suami. Karena sulit rasanya jika ingin menjalankan profesionalitas dlm mendidik anak jika suami tidak sepaham dg kita.
Sedapat mungkin buktikan dulu keprofesionalan kita sebagai ibu dan istri, insya Allah jika sudah terbukti suami pun akan mengikuti ritme keilmuan dalam mendidik anak.
G. Mba Ulfa
1) Mengapa sepertinya jaman sekarang menjadi ibu yang baik saja dulu, tidak usah profesional, sangat berat sepertinya? Klo kita lihat jaman dulu, ibu2 tidak berpendidikan tinggi tapi bisa melahirkan anak2 yang luar biasa, misal ibu para imam2 besar.
Berbedaannya terletak pada zaman mba, kalo dulu memang sangat mudah mencetak anak-anak menjadi imam besar atau seseorang yang berilmu tinggi. Kita dihadapkan pada generasi yang sangat "mudah" dalam segala hal namun sulit untuk dikendalikan. Maka kita sebagi ibu harus terus _mengupgrade_ diri sesuai dengan zaman.
2) Apakah jaman sekarang dengan pendidikan seadanya ibu sudah bisa mendidik anaknya dengan baik? Apa harus belajar sana sini lagi, ikut komunitas ini itu lagi, baru bisa memnataskan diri menjadi ibu?
Sepanjang kita bisa menyerap berbagai ilmu dari sana sini, monggo saja mba. Yang ditakutkan adalah kita terkena Tsunami Informasi karena terlalu bnyk materi yang masuk hal hasil kita jadi tidak berbuat apa-apa krena bingung.
H. Mba Ira Alwanti
1) Ilmu-ilmu apa saja yang merupakan pokok dari pengelolaan rumah tangga yang mungkin seharusnya dikuasai seorang ibu?
Akan dibahas tuntas disesi selanjutnya tentang Bunda Sayang, Bunda cekatan, Bunda produktif dan bunda salehah semoga kita dimampukan utntuk terus mengikuti perkuliahan ini ya mba.
2) Sebagai agen pembawa perubahan, bagaimanakah cara ibu seharusnya bekerjasama dengan elemen selain keluarga inti seperti nenek, kakek dari anak-anak?
Tunjukan terlebih dahulu perubahan atas diri kita, siapa tahu mereka akan tertarik dengan sendirinya.
I. Mba Yani
Pada materi matrikulasi ada bunda sayang, disitu obyek materi adalah anak.
1)Bagimanakah klau dgn yg belum punya anak kak?
2) Apakah nanti ada tugas2nya dgn pola asuh anak ?
Bisa dengan kembali mendidik diri mba atau kita bisa mengamati keponakan yang terdekat.
J. Mba Soraya
Apakah nnti setelah kita memasuki di tiap tahapan ibu profesional kita akan dberikan ilmu2 secara khusus untuk pencapaian dtiap tahapnya itu?
Terutama dtahapan bunda sayang, g sbar pengen tahu ilmuny bagaimana membuat anak betah bermain belajar bersama saya 😊
Yap mba tantangan di kelas Bunda Sayang akan lebih mendalam, pembahasannya.
Finally....materi dan pertanyaan-pertanyaan calon bunpro selesai juga saya dokumentasikan disini, sambil menyalin saya sambil membaca kembali, untuk menjadi seorang ibu yang baik itu perlu usaha kuat yang harus kita raih, semoga Allah meridhoi langkah kami untuk menjadi seorang ibu, istri dan wanita yang baik. Aamiin
Allahu akbar
tanah grogot
31.01.2018
Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015
Komentar
Posting Komentar