Tidak pernah menyangka akan sampai di kepulauan riau...dengan akses yang cukup cepat, dari sepindahnya kita dari bandung lalu menuju ngawi..akhirnya sampai juga kita di rokan hulu salah satu kabupaten di riau... salah satu tantangan baru buat saya harus bertetanggaan dengan monyet, tupai dsb... tetapi karena disitulah saya bersyukur dan menghargai bahwa hebatnya orang orang penduduk sini... yang daerah sebagiannya masih hutan rimba... jarang angkot... subhanallaah... tapi kebanyakan penduduk sini berkeadaan makmur yang rata rata punya kebun sawit.. dan berkendaraan strada wuiiiih kereen dah.... yang bikin tercengang lagi ketika saya berbelanja mereka menolak uang receh koinan...berapa pun itu... katanya itu gak laku....hadeuuuh..... karena uang yang berputar dimereka semua uang besar....subhanallaah.... banyak sekali yang harus disyukuri disamping kekurangan yang hanya sedikit itu....Alhamdulillaah
Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...
Komentar
Posting Komentar