Langsung ke konten utama

hari kedua


Jadi inget dulu kalo pas ngantri di syu'un tholabah waktu ngurus karneh, itu kayanya settingan untuk menguji mental di tingkat satu kali yah hehehe, soalnya di tingkat setelahnya ga terasa tuh antri lama atau istilah bukroh/besok berkali-kali heehhehe, bisa jadi sih biar anak rantau ke luar itu punya mental kuat, ga Cemen...gitu kali yah...hehe, nah ketika ngantri itu sering tuh biasanya pada bergumam...alias ngebatin... Ada yang ngebatin...iiih ablahnya nyebelin...ablahnya ini itu... Iya kan iya kan...hehehe, tapi pasti ada juga yang ngebatin... Ya Allah mudahkan, lembutkan hati orang itu dan kata kata batin yang baik lainnya... , atau pas mau ujian deh... coba kalo hati kita ngebatin...duh gemana yah nanti, susah ga yah soalnya... Dibandingkan dengan kata batin...bismillah yakin Allah mudahin...udah usaha, doa, tawakal aja lah... beda kan ke perasaan nya..., Jadi ini intinya.... Ketika kita ngebatin...pastikan batinan kita adalah kata-kata yang baik, bukankah perkataan itu doa, terucap ataupun belum... Karena ya itu.. rasa hati dari ucapan itu menarik alam untuk berbuat seperti itu... pas kan yah dengan hadits Allah sesuai dengan prasangka hambanya, sama hadits kalau kita mendoakan seseorang maka malaikat akan mendoakan yang sama, Jadi kalo kita lagi sendirian dan ngebatin, atau komentar dihati apa2 yang dilihat... pastiin komentarnya yang baik karena bisa balik lagi ke kita.

Allahu'alam
#coretan
#30haribercerita
@30haribercerita
#30haribercerita2020
#30haribercerita202002

Foto: @mee2__1995

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang takkan padam

Ketika itu, seakan aku berjalan tanpa kaki, melayang, lemas, tak bertenaga dan air mata yang tak kuasa ku bendung membanjiri mataku. Di umurku yang masih sangat muda dan membutuhkan kasih sayang. Seorang yang selalu menjadi sandaran, tempat bercerita, harus meninggalka nku tanpa ada suatu pertanda. Pagi itu aku pergi ke sekolah dasar di bandung, entah karena alasan apa mamah dan bapak memilihkan sekolah yang jaraknya tidak dekat dari rumah ku , sehingga mengharuskan ku menaiki angkutan umum dan menyebrangi rel kereta api, padahal masih ada beberapa sekolah yang bisa ku tempuh dengan berjalan kaki, mungkin ini bukan persoalan yang harus dipertanyakan, karena orang tua pasti telah memikirkannya lebih matang untuk kebaikan ku . Kadang aku, adikku dan kakakku, aku anak kedua dari empat bersaudara, selalu pergi bersamaan menuju sekolah. Ketika masih duduk di kelas 1 sd mamahlah yang mengantar dan menjemput ku dan sekarang, aku sudah naik ke kelas lebih tinggi, dan mama...

never too old to learn

Mumpung masih kecil....., itulah ungkapan yang sering dikatakan orang-orang ketika belajar banyak hal, seperti belajar berenang, ayo nak..belajar berenang...mumpung masih kecil..., belajar membaca..., belajar menulis.... dan banyak lagi , selalu saja dikaitkan dengan ungkapan mumpung masih kecil, tetapi memang benar sekali jika kita memulai belajar sesuatu sejak dari kecil itu akan selalu melekat terus, seperti dalam perkataan arab: التعلم في الصغر كالنقش على الحجر belajar ketika kecil bagaikan melukis diatas batu, tetapi kita pun tidak dapat memungkiri dengan salah satu perkataan: التعلم من المهد الى اللحد Belajarlah sejak dari buaian hingga ke liang lahat Perkataan ini menjelaskan bahwa kata belajar tidak melihat faktor usia, ‘’ hingga liang lahat’’ berarti hingga umur berapa pun kita, kita harus selalu belajar, apapun itu yang kita pelajari... yaa never too old to learn. Dan di hari minggu kemaren, liburan keluarga kecilku sedikit berbeda, pada hari minggu biasany...

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesi...