Langsung ke konten utama

Nhw #1 Adab menuntut ilmu




Bismillahirohmanirohim

InsyaAllah kali ini saya akan menulis Nhw#1 tentang adab menuntut ilmu.

Nice home work atau yang disebut dengan nhw adalah salah satu tugas yang diberikan oleh fasilitator pada matrikulasi di institut ibu profesional, sudah sering dengar kan nama itu...? :) Yup... Sedikit bercerita tentang pengalaman saya.

Ditahun 2012 kalau tidak salah ingat, saya sedang blog walking artikel-artikel hingga akhirnya saya menemukan website ibuprofesional, tapi ketika itu saya tidak bisa mendaftar masuk di forum itu, tapi saya masih melanjutkan membaca tulisan-tulisan yang sangat bermanfaat bagi saya dari web tersebut, sampai penasaran bagaimana bisa gabung bareng komunitas itu.
Setelah itu terlupakanlah sejenak keinginan untuk bergabung karena banyaknya kesibukan dosmetik juga mengurus anak pertama, dan ketika itu saya tengah mengandung anak kedua, jadi yang lebih banyak saya baca ketika itu adalah persoalan kehamilan dan kelahiran lagi, meski pernah mengalami yang pertama, tapi rasanya mengulang ilmu itu keharusan apalagi dalam kondisi keadaan yang dibutuhkan.
Menguaplah keinginan saya itu.

Ditahun-tahun setelah itu saya kembali dihadirkan dengan tulisan-tulisan yang mencatatkan institut ibu profesional, ketemu lagi...penasaran lagi deh.... :D blogwalking lagi hahaha...

Dan akhirnya ditahun 2016, lama sekali yah jaraknya, saya dipertemukan dengan link-link whatsapp foundation institute ibu profesional, begitu pula disela-sela tahun sebelumnya saya selalu dihidangkan dengan nama institut ibu profesional, bahkan teman-teman dekat sudah banyak yang lebih dulu bergabung, akhirnya saya masuk di grup paling dasar di institut ibu profesional, saya bersyukur sekali rasanya bisa bergabung dengan ibu-ibu hebat didalam grup itu, meski baru grup dasar di institut ibu profesional  tapi dalam grup itu kita banyak dikasih ilmu-ilmu dan wawasan yang kadang kita tidak menemukannya di bangku sekolah.

Jadi langkah-langkah pembelajaran di institut ibu profesional, selanjutnya saya sebut iip, sebagai berikut:

Banyak sekali bukan..., dan itupun harus dijalankan dengan waktu yang tidak sebentar lho..., tapi jika menurut saya, waktu itu bukan masalah dibandingkan dengan ilmu yang akan kita dapatkan sangat bermanfaat untuk kehidupan kita, dan saya pun betah berada ditengah ibu-ibu super di grup itu.
Hingga akhirnya ada pengumuman matrikulasi, jadi matrikulasi ini bagaikan gerbang untuk memasuki perkuliahan panjang tadi, di matrikulasi ini kita akan mendapatkan materi-materi yang menerangkan perkuliahan sebenarnya di iip nanti, tugas ini saja cukup menantang apalagi nanti :D, bismillah...

Oya... Sudah kenalkan siapa pendiri iip ini...? begitu juga saya, ketika tahu komunitas ini, saya langsung penasaran siapa sebetulnya pendiri di balik banyaknya ibu-ibu hebat yang bergabung.


Nah...ini dia, ibu Septi peni wulandani beliau berasal dari salatiga, ibu dari tiga anak yang tanpa menjalani sekolah formal.
Jika kita sering mendengar istilah, dibalik orang-orang yang hebat ada orang hebat, itu memang benar adanya.


Ketiga anaknya saat ini telah meraih kesuksesan di masa muda, hasil ini pastinya di awali dengan menanam dan merawat dengan menghadapi segala tantangan-tantangannya.

Untuk itu, agar tantangan itu tak terasa sulit kita harus menyikapinya dengan ilmu hingga kita merasa lebih mudah dalam menjalankannya.

Hingga akhirnya pembukaan matrikulasi batch#5 dibuka diakhir 2017, eforia peserta foundation sangat ramai dan bergegas untuk segera mendaftar di matrikulasi ini, karena jika kita sudah berlama-lama di grup foundation dan tidak mendaftar matrikulasi dalam 2 kali batch kita akan di persilahkan untuk keluar atau mundur teratur, :D sama aja yah..., sayang banget pikir saya, kapan lagi bisa gabung komunitas bagus begini :) uang 100ribu diawal untuk seumur hidup sebetulnya sedikit di bandingkan ilmunya, tapi di batch sebelumnya saya pun belum bisa mendaftar karena lagi kosong juga hahhaha, jadi saya harus bersabar.


Kenapa sih saya ngebet banget untuk masuk iip? :)



sepertinya catatan difoto itu sudah menjawab yah, jadi itulah alasan kenapa saya ingin bergabung dengan iip.

Dan kita sebagai ibu atau calon ibu tidak berjuang sendirian, kita dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang serupa setiap harinya, InsyaAllah dengan kebersamaan dan saling berbagi ilmu serta pengalamannya segala sesuatu akan terasa ringan. Aamiin

Dan sampailah hari senin kemarin, penyampaian materi pertama matrikulasi
Tentang adab menuntut ilmu, saya share materinya disini sebagai dokumentasi pribadi agar saya bisa mereview kembali pelajaran-pelajaran ini.


[SESI #1]

KELAS MATRIKULASI BATCH #5 INSTITUT IBU PROFESIONAL

🌹🌹🌹

*ADAB MENUNTUT ILMU*

_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

*Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU*

_ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya_

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

_Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan_

Para ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

🌹ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

🌹ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

🌹ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia online, harus menerapkan _“sceptical thinking”_ dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.*

Setelah pemaparan materi tersebut, kita diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi, dibawah ini ringkasan pertanyaan dari para calon ibu profesional, yang dijawab oleh fasilitator daerah kaltimra mbak feli mulyani.




PERTANYAAN SESI #1
MATERI : ADAB MENUNTUT ILMU
KELAS MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #5
 22 januari 2018


1⃣ Masya Allah pagi ini mendapat sarapan ilmu terkait adab dalam berilmu, mohon pencerahan pada bab adab terhadap sumber ilmu pada point d terkait sceptical thinking.

Bagaimana sikap kita jika kita mendapatkan informasi  tapi kita tidak tahu sumber informasinya dan keshahihan informasi atau berita tersebut maka apakah berita atau informasi kita simpan saja meskipun berita atau informasi itu benar atau baik?

Mardiana Putri -Samarinda

Jawaban:

Hallo Mba Mardiana

Arus informasi pada saat ini memang sangat deras. Hati-hati jangan sampai kita terkena tsunami informasi (semua informasi masuk ke otak kita namun kita sulit mencerna, bahkan menjadi pusing sendiri).

Jadi jika kita mendapatkan sebuah informasi, jika akan disebarkan lagi maka dicek lagi kebenarannya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebar Hoax.

Namun jika ingin diabaikan, ya biarkan saja informasi tersebut menguap dengan sendirinya.

>> Prinsip sceptical thinking adalah sebagai berikut :

a. Tidak mudah percaya 100% terhadap berita yang masuk, baik itu berita baik maupun buruk. Karena yang baik/buruk belum tentu benar.

b. Menanyakan kebenaran sebuah berita dengan sumber yang valid.

Ingat!

menanyakan BUKAN mempertanyakan.

Ini bedanya :

“Mohon maaf, infonya menarik banget mbak, kalau boleh tahu sumber berita ini darimana ya mbak?” Menanyakan.

“Beneran mbak berita ini? Emang sumbernya mana?”

“Yakin?” “masak iya sih?”

Mempertanyakan.

Di era sekarang dengan tsunami informasi maka kita bekali diri dengan ilmu literasi media.

2.  Mohon maaf saya bertanya hal hal yg saya kurang pahami :
a.  Pada definisi ilmu disitu ada kata-kata menunjukkan kepada kebenaran, mohon penjelasannya dalam hal ini apa yang menjadi acuan/dasar/standart atas kebenaran tersebut krn kebenaran itu relatif ?

b.  ketika kita mencatat ulang materi untuk kepentingan bejalar pribadi apakah harus ijin dahalu kepada penulis ?

c. Mohon maaf sebaiknya penulis materi ini dilengkapi dengan tahun pembuatan supaya ketika kita mengutip sebagai sumber referensi materi untuk tulisan or kutipan dalam kita berargumentasi bisa jelas dan valid.
Mohon maaf kalau ada pertanyaan or kata2 yg kurang berkenan. Terimakasih byk
Haryani -Tarakan

Jawaban

Hallo Mba Haryani

a. Kebenaran itu terjadi karena ada data dan fakta.

Kebenaran itu adalah cerminan hati, maka tanyakanlah pada hati kita apakah sesuatu itu benar atau tidak. Yang menjadi relatif adalah kondisi hati dan pemahaman kita terhadap kebenaran tersebut.



b. Boleh sepanjang untuk sarana belajar sendiri. Bukan untuk dijadikan status fb atau tulisan di blog. Karena mencatat ulang secara persis/saklek tanpa mencantumkan sumber maka bisa dikategorikan plagiat.

c. Jika ingin mengutip tulisan materi sertakan saja, materi *sesi 1 kelas matrikulasi IIP bacth 5*

3. Asslm.bunda
a. utk poin pertama adab pada diri sendiri utk ikhlas dan membersihkan jiwa cara konkritx seperti apa? karena sampe skr ini masalah bgt bt saya... tidak  jarang pula menilai buruk org lain walopun hanya dlm pikiran tidak sampai dilisankan...butuh solusi nyata bun

b. sejauh mana materi diperbolehkan utk di share?apakah boleh upload keseluruhan materi n videonya di blog dg menuliskan sumber?
Suhartini- Tarakan

Jawaban

Waalaikumsalam wr wb mba Suhartini

a. Coba kembali merenung, apa yang melatarbelakangi mba berpikir negatif pada orang lain. Apakah mba pernah mengalami hal-hal menyakitkan di masalalu atau kekecewaan yang terpendam pada seseorang.

Mari berdamai dengan diri sendiri, mari hadirkan prasangka positip pada orang lain atau pada keadaan.

b. Boleh

4. Assalamualaikum
ingin bertanya sebagai berikut :
Terkait adab dengan diri sendiri, hal-hal buruk yang bagaimana yang dimaksud yang harus kita bersihkan dari jiwa kita sehingga dapat menyerap ilmu? Syukron ukhti
Ira-  Balikpapan

Waalaikumsalam wr wb mba Ira

Terkait jiwa yang bersih itu, adalah jiwa yang *salim* yang jauh dari rasa sombong, iri, dengki dan dendam.

*Tazkiyatun nafs* Bersihkan niat, mencari ilmu semata-mata untuk meningkatkan derajat  kemuliaan hidup di mata Allah SWT bukan _prestise_ atau pujian orang lain.

5. Assalamualaikum ..
Terkait materi adab menuntut ilmu. Bagaimana kiat menjaga konsistensi kita untuk menularkan adab yang baik kepada anak yang notabene sebagai peniru ulung?
Nhiar-Penajam

Waalaikumsalam wr wb Mba Nhiar

Terus tanamkan dalam diri kita, untuk tetap menebar benih-benih kebaikan lewat adab yang kita lakukan. Pastikan niat karena Allah SWT dan biarkan benih kebaikan itu tumbuh dengan sendirinya dalam diri anak-anak kita.

6. a.  Mengenai pernyataan _Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan_ mohon dijelaskan contoh konkritnya dalam kehidupan sehari hari mengenai adab tidak bisa diajarkan tapi ditularkan?

b. Berkaitan beramal dengan ilmu, apakah semua ilmu itu harus diamalkan? ataukah boleh hanya beberapa saja yang benar benar kita minati dan kita pilih sebagai ladang amal kita.

c. Dalam sharing ilmu, apakah sebaiknya kita sudah paham dulu dan 100% sudah terapkan dalam kehidupan kita ataukah kita share dulu sambil perlahan kita pahami dan terapkan dalam kehidupan kita?
Endah Reni- Sangata

Hallo Mba Endah

a. Adab tidak bisa diajarkan tetapi hanya bisa ditularkan.
Contoh: Kita memberi tahu pada anak bahwa shalat itu harus tepat waktu, namun sepanjang itu tidak ada contoh dari orang tua untuk mengerjakan shalat tepat waktu, malah semakin asyik dengan rutinitas yang ada.

Sebanyak ucapan dari mulut kita tetap anak-anak tidak menyakininya, malah semakin turun harga diri orang tua didepan anak-anak.

b. Menurut hemat saya, semua bidang ilmu itu saling berkaitan satu sama lain. Hanya saja akan ada satu kelimuan yang menonjol.

c. Tak masalah, jika ingin sharing sebuah ilmu meski belum sepenuhnya kita amalkan. Niatnya agar kita semakin termotivasi untuk menguatkan amalan ilmu tersebut.

7. Terkait adab terhadap Guru (Penyampai Ilmu)
Bagaimana jika setelah mendapat ilmu dari seorang guru, bertahun-tahun setelahnya ternyata kita menemukan bahwa ilmu yang disampaikan guru itu salah atau menyimpang sehingga berpengaruh terhadap kehidupan kita. Bagaimana cara kita ttp menjaga adab dalam kondisi demikian?
Ulfatin-Bontang

Hai Mba Ulfa

Tetap menjaga silaturahmi dengan beliau, meski ada cacat celahnya beliau merupakan guru yang membuat kita akhirnya bisa berfikir kritis, membedakan yang benar dan salah.




Dan sampailah pada  Nice Homework #1, yang harus saya jawab dengan hati nurani saya sendiri,

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Selain ilmu bahasa arab, saya ingin menekuni ilmu mengelola perasaan dan ilmu mengelola hati, karena dari ilmu ini akan mengerucut kepada perasaan-perasaan lainnya, seperti rasa sabar dan rasa-rasa lainnya yang kebanyakan bersumber dari dalam hati kita, sering kali saya merasa baper kalau istilah jaman now, dalam menghadapi permasalahan dengan orang, apa karena perasaan sensitif yang berlebihan dari hati saya, itulah yang menyebabkan saya harus belajar tentang mengelola perasaan ini.

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Karena saya dilahirkan dari perguruan yang didik untuk menjadi seorang guru, dan saya sangat tertarik untuk berbagi apa yang bisa saya bagikan, salah satunya ilmu bahasa arab, meski masih dalam kemampuan yang dasar, tapi saya sangat senang dan ingin sekali mengembangkannya bahkan profesional di bidang tersebut, tetapi perjalanan dalam membagikan ilmu itu tidak semudah yang saya pikirkan, terdapat banyak tantangan yang harus saya hadapi, kemampuan ilmu yang belum mumpuni atau menghadapi siswa yang tidak sesuai keinginan, ini yang kadang membuat saya harus banyak mengendalikan segala perasaan di hati, begitu juga ketika menghadapi prilaku anak, karena setiap manusia itu unik, saya harus mengerti keunikan manusia.
semoga setelah saya tumpahkan disini saya lebih mampu mengelola perasaan ini.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Untuk strategi ilmu bahasa arab saya akan menambah wawasan saya dengan lebih banyak mendengarkan audio karena saya ingin banyak melatih cara percakapan saya agar lebih lancar, sedangkan ilmu mengelola perasaan, saya akan lebih banyak belajar membaca kondisi orang-orang yang memiliki keadaan dibawah saya, bagaimana mereka tetap hidup dengan kesabaran dan kesemangatan, dan tak lupa saya akan lebih banyak membaca kisah tauladan utama kita rasulullah muhammad saw, halang rintang caci maki yang selalu menghujani beliau, tapi beliau masih tetap tangguh berjalan hingga akhir hayatnya, dan selama ini  yang selalu saya jadikan penguat dalam menghadapi masalah apapun dalam hidup ini adalah sosok utusan kita, Nabi muhammad saw.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Untuk sikap, saya akan lebih melihat dan menanyakan terhadap hati saya lebih dulu, apakah saya pantas melakukan hal tersebut, karena saya tidak ingin menambah noda-noda di hati yang masih harus dibersihkan ini, juga lebih berhati-hati dalam berbicara ketika menyampaikan ilmu agar tiada rasa was-was setelah itu.

Ya Allah jagalah hati ini, sucikanlah hati ini.
Hambamu yang lemah dan faqir ilmu

Tanah grogot
25 januari 2018


*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*

Salam Ibu Profesional,



Referensi :

*_Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012._

_Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5_

_Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015_

*Kulwap matrikulasi iip batch#5 regional kaltimra






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galau, pilih aku atau saya..........

Bulan kemarin saya memulai lagi menulis blog setelah sekian lama berhenti karena banyak alasan, alias tidak menyempatlan diri, getok kepala.... , setelah beberapa tulisan saya   post di blog dan saya baca kembali, rasanya kok tulisan saya agak gemana gitu, seperti ada kesan lain, dan saya pun bingung sekaligus dilema...yah galau laah,   antara memilih kata tunggal aku atau saya yang baik dalam penulisan, setelah membaca dari berbagai sumber, kesimpulannya seperti ini:  Aku dan saya memiliki arti yang sama, hanya beda dalam menggunakannya, dalam kamus besar bahasa indonesia Aku:   berarti yang berbicara atau yang menulis dalam ragam akrab, dari lain sumber kata aku menunjukkan statusnya lebih tinggi, usia lebih tua, mempunyai nilai puitis.   Sedangkan Saya: menunjukan statusnya lebih rendah, sopan, formal dan terdengar luwes dari pada aku dan dalam ragam resmi atau biasa. lumayan ada pencerahan setelah sedikit membaca buku ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, in

My life my school

Alhamdulillah berjalan tigabulan sudah homeschooling kami, kita menamakan shofw el fikry homeschooling, namanya sebuah jalan tidak ada yang lurus mulus, semua pasti ada kelokan dan bebatuan, begitu juga perjalanan hs yang baru kami jalani tiga bulan ini, semoga Allah berikan keistiqomahan Aamiin. Hs menjadi pilihan kami bukan kami tidak mempercayai pihak sekolah, bukan itu tapi dikarenakan anak kami pernah menginginkan satu hal yang belum ia penuhi ketika disekolah, mungkin karena teman sebayanya belum memulai melakukannya sedangkan anak saya sudah sering melakukan dirumah, jadi kaya meminta kebiasaan, padahal disekolahnya pun ada tapi dikelas yang lebih tinggi..., ga sabar kali si kaka :D, nah dari situ saya tawarkan maukah belajar sama mamah dirumah, dan dia pun mengiyakan permintaan saya, inilah salah satu alasan menjadikan hs  sebagai pilihan kami. Alasan kedua adalah karena kami masih merantau kesana kemari, ini menjadi alasan terbesar kami juga, semenjak memulai akan memili

Bintang keluarga last post

Setelah kemarin ga sempat menulis karena begah perut, dan malam pun lelap ketiduran, semoga ini pun tidak lupa di submit😊 Hari ini Kaka Hisyam dan Zaky bermain bareng teman-temannya di rumah, terlihat seru banget Kaka maen sama teman-teman, Kaka dan temannya main lego, Alhamdulillah mereka bisa bersosialisasi dengan baik sama teman-temannya, Zaky pun begitu, kadang sesekali terdengar Zaky menyampaikan, mobil ini ga dibawa pulang yah😁, ia sayang mainannya, jadi untuk yang disayanginya dijaga baik2. Pagi tadi Kaka dan teman2 berhasil merangkai Lego menjadi mobil panjang hahahaha Dari perbincangan anak-anak katanya, mobil ini bakal mahal kalo dijual hahaha….  Oke, sorenya Kaka tetap mengajak adeknya mewarnai, tapi zaky lagi tertarik dengan mobilan kesayangannya. Jadi Kaka Hisyam tetap menggambar sendiri. 3 gambar yang diwarnai dan sama adalah hasil papah, Kaka dan Zaky kemarin...lumayan portofolio 😃 Sampingnya baru hasil gambar tadi dan belum sempat diwarnai. #Harike8 #Tantangan10Hari